Minggu, 20 Desember 2015

MARKETING PUBLIC RELATIONS DAN SOCIAL MARKETING

MARKETING PUBLIC RELATIONS
Secara umum pengertian Marketing Public Relations merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan positif yang ditimbulakan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya.


Kiat memperoleh publisitas tinggi melalui berbagai aktivitas dan program kerja CPR
  1. (corporatePublic Relations) yaitu:Memberikan berbagai macam hadiah menarik, souvenir, gift ways pada acara-acara tertentu (spesialevents & PR work programme).
  2. Mengadakan seminar, presentasi dan lokakarya dengan tema dan pembicara yang menarik melalui acara sponsorship atau kerja sama dengan pihak pers dan lembaga lainnya.
  3. Kepedulian terhadap lingkungan hidup; social and environment care, serta bidang kessejahteraan masyarakat lainnya.
  4. Membentuk membership yang keanggotaannya terdiri nasabah yang setia untuk membentuk .
Peranan Marketing Public Relations
  • Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya.
  • Menciptakan produk yang sesuai dari hasil riset pasar tersebut 
  • Menentukan harga produk yang rasional dan kompetitif 
  • Menentukan dan memilih target konsumen (target audience) 
  • Merencanakan dan melaksanakan kampanye promosi produk (pre-project selling) yang akan diluncurkan, serta mampu bersaing di marketplace dan cukup menarik (eye catching) baik segi kemasan, maupun kualitas produk yang ditawarkan terhadap konsumennya. 
  • Komitmen terhadap pelayanan purna jual
Faktor-faktor Penyebab Dibutuhkannya Stategi MPR
  1. Meningkatnya biaya promosi periklanan yang tidak seimbang dengan hasil keuntungan yang diperoleh dan keterbatasan tempat.
  2. Persaingan yang keatat dalam promosi dan publikasi, baik memulai media elektronik maupun media cetak dan sebagainya.
  3. Selera konsumen yang cepat mengalami perubahan dalam waktu relatif pendek (tidak loyal), karena nayaknya pilihan atau substitusi atsa produk yang ditawarkan di pasaran 
  4. Makin menurunya perhatian atau minat konsumen terhadap tayangan iklan, karena pesan dalam iklan yang kini cenderung berkelebihan dan membosankan perhatian konsumennya.

SOCIAL MARKETING

Menurut pendapat Kotler dan Robert Pemasaran Sosial adalah strategi untuk mengubah perilaku yang mengkombinasikan elmen-elemen terbaik pendekatan tradisional dan perubahan sosial dalam sebuah kerangka karya perencanaan dan pelaksanaan terintegrasi serta bermanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan keterampilan pemasaran.

Beberapa eleman yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan atau kegagalan pelekasanaan pemasran sosial dalam suatu kampanye Public Relations (Kotler & Roberto, 1989; 17):
a.        Cause, yaitu sasaran sosial yang dipercaya oleh agen perubahan (chage agent) akan dapat memberikan jawban terhadap suattu masalah sosial atau kehidupan kemasyarakatan.
b.        Chage agent, yaitu individu atau kelompok yan mencoba mengadakan suatu perubahan sosial dengan melancarkan suatu kampaye perubahan sosial.
c.         Target adopters, yaitu suatu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dari target sosial marketing
d.        Channels, saluran komunikasi sebagai meddia atau saluran yang digunakan untuk mempengaruhi opini, pandangan dan nilai-nilai dari kelompok sasaran (target adopters)

e.        Chage strategy, suatu strategi, petunjuk atau program yang digunakan pihak agen perubahan sosial (social marketer) dalam menghasilkan suatu perubahan sikap dan tingkah laku dari target sasaran tersebut.

Pelayanan Prima
Menurut Zeithaml, berry, dan Parasuaraman (1985; 41-50), dalam buku “A Conceptual Model of Service Quality and its Implication for Future Research”, terdapat 10 faktor yang menentukan kualitas layanan jasa, yaitu sebagai berikut.

1.        Reliability
Yaitu keandalan, mencakup kinerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability), serta dapat memenuhi janji yang ditawarkan dalam memberikan pelayanan.

2.        Responsiveness
Kesigapan dalam merespon dan memberikan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh para pelanggannya.

3.        Competence
Memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik tentang produk jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

4.        Access
Kemudahan untuk menghubungi dan dijumpai, seperti lokasi, fasilitas, dan informasi produk layanan jasa mudah diakses pelanggan.

5.        Courtesy
Memiliki sikap sopan santun, respek, perhatian, keramahan dari pihak pemberi jasa layanan dalam kontak persoalan, melalui operator telepon, resepsionis, custumer service dan costumer relations.

6.        Communication
Media komunikasi yang dipergunakan selain dapat memudahkan penyampaian pesan-pesan, informasi, dan mudah dipahami, serta penuh perhatian untuk mendengar atau keluhan yang disampaikan oleh pelanggannya.

7.        Credibility
Kepercayaan yang dibangun itu berawal dari sifat jujur dan dapat diterima, biasanya mencakup citra, nama dan reputasi yang baik dari pihak perusahaan atau costuner service dalam berinteraksi dengan para pelanggan.

8.        Security
Menciptakan rasa aman dan nyaman dari suaturisiko, atau keragu-raguan, yakni berkaitan dengan keamanan secara fisik.

9.        Understanding or knowing Costomer
Berupaya memenuhi kebutuhan atau keinginan para pelanggannya.

10.    Tangibles
Wujud fisik yang ditampilkan, sosok gedung, ruangan, fasilitas dan saran perkir serta peralatan penunjang lainnya untuk memberikan pelayanan jasa yang memadai, aman dan nyaman.
            
Faktor-faktor yang harus menjadi perhatian bagi seorang Public Relations Marketing (Praktisi Humas Pemasaran) dalam hal memberikan pelayanan (costumer service) yang unggul dari bidang costumer relations dan demi tercapainya costumer satisfaction, antara lain sebagai berikut:
1.        Menghargai kepentingan dan kebutuhan konsumen.
2.        Menjaga sopan santun dalam berkomunikasi, sikap tindak dan perilaku dalam hal melayani kepentingan/kebutuhan konsumen.
3.        Selalu bersikap bijaksana, dan bekerja secara profesional, cepat dan efisien, serta menguntungkan bagi kedua belah pihak, diandalkan dan dipercaya
4.        Tetap menjaga rahasia pribadi puhak konsumen.



Tujuan Pelayanan Prima
Tujuan dari pelayanan prima yang telah diberikan oleh perusahaan bersangkutan, yaitu:
a.        Dapat memberikan rasa puas dan kepercayaan pada konsumennya

b.        Tetap menjaga agar konsumen merasa diperhatikan dan dipertimbangkan segala kebutuhan atau keinginannya
c.         Upaya mempertahankan konsumen agar tetap loyal untuk menggunakan produk barang atau jasa yang ditawarkan tersebut


Menangani Keluhan Pelanggan
Ada baiknya pihak praktisi public Relations yangsekaligus menangani custumer relations tersebut mengetahui “apa dan bagaimana” dalam menangani keluhan atau komplain (PR of Complaint Handling) yang mungkin akan muncul dari pihak pelanggan tersebut, dan sebaiknya mengetahui terlebih dahulu mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar dari konsumen atau custumer tersebut, seperti berikut ini.
·           Pelanggang adalah “raja” dan ingin dianggp selalu benar.
·           Pelanggan (custumer) ingin mendapat perhatian dengan sungguh-sungguh, dihormati dan diperlukan sebagai orang penting.
·           Pelanggan ingin diperhatikan secara istimewa dan khusus
·           Pelanggan selalu berupaya untuk mencari yang jujur dan benar
·           Pelanggan ingin pendapat atau suaranya didengar atau diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
·           Pelanggan lebih tertarik pada masalahnya sendiri dari pada apa pun yang terjadi di atas dunia ini.

Minggu, 06 Desember 2015

Aktivitas Humas

A.    House Journal dan Public Relation Writing

1.      Teknik Menulis Naskah Humas / Public Relation
Menulis atau teknik tulis menulis yang berkaitan erat dengan aktivitas atau pekerjaan Public Relation tersebut bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah, seperti membuat Press Release, News Letter, Tabloid, Magazine, Annual Report, Company, Profile, Naskah pidato, (Speech writing), Artikel/Feature,  Advertorial,  Naskah Presentasi bisnis atau makalah seminar, backgrounder, dan bahan publikasi PR lainnya yang membutuhkan kemampuan PR Writing Technical.
Bentuk-bentuk penuliasan Naskah kehumasan (PR writing) yang masing-masing memiliki karakter dan gaya penulisan (style) yang berbeda yaitu sebagi berikut.
  • Naskah (Script): Naskah Pidato (speech writing), presentasi dan dan naskah sambutan.
  • Siaran (Release): Siaran Pers (press releases), siaran berita (new release/letter)dan journal magazine (majala internal).
  •  Laporan (Report): Laporan tahunan, laporan bulanan, dan semesteran.
  • Profil (profile): profil perusahaan dan produk (Company Profile and Product) dalam bentuk majalah.
  •  Promosi (promotion): Naskah tulisan promosi dalam bentuk arttikel sponsor (Advertorial), yaitu gabungan advertismentand editorial sponsor, dan korporatorial (Corporate and Editorial) atau dikenal dengan istilah pariwara dan sublemen sisipan, brosur , leaflet, dan katalog.

Kemampuan tulis menulis naskah kehumasan (PR writing skill) sangat diperlukan bagi serang Public Relation (PUBLIC Relation officer) atau pejabat Humas dalam pelaksanaan fungsinya. 

1.      Kiat, Teknik dan Tujuan Penulisann Naskah Kehumasan
a.       Praktisi PR memerlukan persiapan yang cukup ketika memulai menggarap suatu tulisan, gaya bahasa, suatu topic atau isu, dan hingga merancang tujuan publikasi, serta strategi pesan yang hendak dicapai pada sebuah tulisan tersebut. Persiapan secara garis besar menyangkut: bagaimana materi/atau bobot pesannya? Apa tujuannya (object)? Efek apa yang ingin di ciptakan atau citra yang diperoleh?
b.         Segi akurasi: apakah keakuratan suatu berita, publikasi, dan informasi dapat dipercaya?
c.          Bahasa: apakah kalimat-kalimat aktif, gaya bahasa formal, jargon-jargon informal, gaya penulisan yang enak dibaca, kosakata yang terpilih, padat dan singkat, tetapi cukup menarik untuk dibaca telah dipergunakan?. Ingat pembaca selalu menginginkan “something new, and interested in”, dari produk publikasi dalam bentuk suatu teknik tulisan yang dibuat oleh praktisi PR.

d.         Eksklusivitas dan relevansi: produk-produk publikasi yang direlease, oleh PR/pejabat humas tersebut mutlak mengandung hal yang penting (eksklusif) dan memiliki misi hubungan tertentu bagi kepentingan perusahaan, pembaca/public dan media massa lainnya.
e.          Latar belakang penulisan( background) : sebagai pelengkap dan bermanfaat untuk menunjang pada suatu berita, artikel dan informasi yang lebih berbobot dan mendalam.
f.          ASSETO Formula, yaitu merupakan unsur-unsur poko dari tujuan dan rencana pembentukan media publikasi PR (humas), rinciannya sebagai berikut.
·         Audience
·         Structure
·         Style
·         Editing
·         Topic
·         Objective
g.     Menurut Frank Jefkins(1988:203), bahwa teknik pembuatan press release (siaran pers) dan new release (siaran berita) yang mengacu pada ‘the seven-voint model’ atau disebut dengan ‘SOLAADS’. Hal tersebut merupakan upaya pengecekan bahan material informasi atau berita, penyususn alur cerita, dan menghilangkan bahan-bahan yang kuang penting dalam siaran berbentuk new release dan press release. Ketujuh unsur-unsur penting tersebut adalah sebagai berikut.
·         Subject (what is the story about?).
·         Organization (what is name of the organization?).
·         Location (what is the location of the organization?).
·         Advantage (what is specific, beneficial about the product or servise?).
·         Application (how or by whom can the product or service be used or enjoyed?).
·         Details (what are the specification or detail oof colours, prices, size and so on?)
·         Sources ( if this different from location, e.g an air lines fly in an airport, or the office may be located in the city center).
Selanjutnya menurut Frank Jefkins bahwa ketujuh unsur tersebut tidak mesti terdapat dalam tujuh paragraf berurutan dalam suatu siaran pers atau berita. Biasanya konsep penulisan press release dan new release yang tepat terletak pada paragraf pertama  (lead) yang merupakan induk cerita (informasi) dan sekaligus  inti ringkasan dari seluruh materi atau isi siaran.
1.      Tulisan yang Menarik
Sebagai ilustrasi, dalam bercerita dalam sebuah berita atau artikel lainnya, tidak selalu menggunakan gaya bahasa yang kaku (teknis). Banyak majalah, company profile, annual report dan sebagainya akan kehilangan “daya tarik” bagi pembacanya, karena tidak memperhatikan prinsip-prinsip gaya penulisan yang hidup serta menarik perhatian.
Beberapa hal yang diperlukan teknik tertentu untuk menjadikan sebuah tulisan menarik.
a.    Narasi
Yaitu sesuatu yang menggambarkan aksi atau movement pada sebuah artikel atau tulisan yang menarik. Artinya narasi tersebut akan membawa pembacanya untuk melihat suatu imajinasi yang telah disampaikan dalam sebuah tulisan yang menarik, baik dari segi bahasa, penguraian cerita yang hidup dan simple hingga sistematis dan teratur. Mulai dari pembukaan, pembahasan/penguraian materi berita/artikel dan hingga kesimpulan tetap akan memancing minat si pembaca untuk membacanya hingga habis.
b.   Deskripsi
Bagaimana membuat si pembaca ikut merasakan, menikmati, dan mendengar melalui penuturan dalam gaya bahasa tulisan. Tidak hanya membangkitkan segi nalar (intelektual) tetapi segi emosional pun ikut tergugah ketika membaca sebuah deskripsi tulisan ersebut.
c.    Kalimat aktif dan langsung
Menggunakan kalimat-kalimat aktif dan langsung terfokus ke masalah (one track) yang ingin di tampilkan, dengan gaya bahasa yang singkat, padat, sistematis serta mudah di mengerti.
d.   Eksposisi
Penjelasan yang dibuat oleh penulis atas suatu kejadian seperti “apa yang dilihat atau didengar”. Tidak hanya menunjukkan tetapi kemampuan menggunakan kata-kata yang bercerita (how to tell), penuh imajinasi, kreatif dan colour full serta humanity interest lainnya sebagai pendukung daya tarik.

Minggu, 29 November 2015

PROGRAM KERJA DAN AKTIVITAS HUMAS

Secara umum pengertian dari perencanaan program kerja public relations yaitu terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan ke dalam maupun ke luar antara organisasi dan publiknya yang tujuannya untuk mencapai saling pengertian.

Scott M. Cutlip dan Allen H. Center (prentice-Hall, inc. 1982:139), menyatakan bahwa proses perencanaan melalui “proses empat tahapan atau langkah-langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanan program kerja kehumasan adalah:
1.      Penelitian dan mendengarkan (Research-Listening)
Dalam tahap ini, penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi bijaksanaan-kebijaksanaan suatu organisasi, pada tahap ini akan ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yaitu what’s our problem? (Apa yang menjadi problem kita).
2.    Perencanaan dan mengambil keputusan (planning-decision)
tahap ini, opini ide-ide dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanan serta penetapan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak yang berkaitan mulai diberikan: Here’s what we can do? (Apa yang dapat kita kerjakan)
3.      Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (communication-Action)
Dalam tahap ini berkenaan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi. Untuk memberikan dukungan sepenuhnya.
4.      Mengevaluasi (evaluation)

Pihak PR mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari program-pogram kerja atau aktivitas humas yang telah dilaksanakan. Termasuk mengevaluasi keefektifan dari teknik-teknik manajemen yang telah di pergunakan: How did we do? ( bagaimana yang telah kita lakukan).

Hambatan-hambatan perencanaan program kerja public relations

1.         Kegagalan manajemen menyertakan para pelaksana untuk turut serta mempertimbangkan perumusan kebijaksanaan dan program kerja
2.         Kurang tercapainya kesepakatan mengenai tujuan-tujuan dari pelaksanaan program PR
3.         Kurangnya waktu karena tersita oleh pembahasan-pembahasan mengenai masalah sehari-hari
4.         Kelambatan dan frustrasi yang dialami oleh para pelaksana karena kurang koordinasi dengan deperteman terkait lainnya

Cita-cita dan Tujuan PR

Organisasi sebagaimana halnya individu, memiliki cita-cita dan tujuan. Pada umumnya, tujuan dari suatu organisasi adalah:
a)         Mendapat keuntungan/penghargaan
b)        Mempunyai arti bagi lingkungan
c)         Mendapatkan dukungan
d)        Dihormati oleh masyarakat
e)         Menyediakan produk yang diperlukan dan diinginkan oleh masyarakat
f)         Bebas dari keterbatasan dan kebutuhan yang mendesak
g)        Berpengaruh pada pendapat publik



Hubungan media dan pers (Media dan perss Relations)merupakan sebagai alat,pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak publik,Karena peranan hubungan media dan pers dalam kehumasan tersebut dapat sebagai saluran (channel)dalam penyampaian pesan maka upaya peningkatan pengenalan (awareness)dan informasi atau pemberitaan dari pihak publikasi Humas merupakan prioritas utama.Hal tersebut dikarenakan salah satu fungsi pers adalah kekuatan pembentuk opini(power of opinion)yang sangat efektif melalui media massa.
Menurut Frank Jefklins (1992), bentuk-bentuk hubungan pers adalah sebagai berikut
a.    Kontak pribadi (personal contact)
Keberhasilan pelaksana hubungan media dan pers tergantung “apa dan bagaiman” kontak pribadi anatara kedua belah pihak yang dijalin melalui hubungan informal seperti adanya kejujuran

b.      Pelayanan informasi atau berita (News services)
Pelayanan yang sebaik-baiknya yang diberikan oleh pihak public relations kepada pihak pers/reporter dalam bentuk pemberian informasi, publikasi dan berita baik tertulis, tercetak, maupun yang terekam
c. Mengantisipasi kemungkinan hal darurat (contingency plan)
Untuk mengantisipasi kemungkinan permintaan yang bersifat mendadak dari pihak wartawan/pers mengenai wawancara konfirmasi dan sebagainya.
2.      Kiat membina hubungan pers.
a.       Pertentangan Humas dan Pers 
Dari pemaparan di atas perbedaan-perbedaan fungsi dan aktifitas Humas dan Pers tersebut di atas muncul semacam pertentangan antara kedua belah pihak saat menunaikan tugasnya masing-masing.
b.      Membina hubungan pers yang Positif
Sebetulnya pertentangan yang terjadi atau saling berprasangka buruk antara pihak Humas dan pers dapat diatasi seandainya hubungan itu berlandaskan kepada prinsip-prinsip keterbukaan,serta saling menghargai peran satu sama lainnya dan saling mendukung.Serta setiap pihak akan berfungsi serta bertindak sesuai dan terikat dengan kode etik profesinya masing-masing. Upaya teretentu dalam membinaan hubungan pers yang harmonis pada dasarnya. Menurut Cutlip & Center (1982) dapat dilakukan melalui hal-hal berikut.
1.   Sikap saling menghargai antar kedua belah pihak(mutual appreciation).
2.   Saling pengertian tentang peran,fungsi,kewajiban dan tugas sesuai etika frofesinya      masing-masing (mutual understanding).
3.   Saling mempercayai akan peran untuk kepentingan bersama dan tidak untuk kepenti ngan sepihak(mutual confidence).
4.   Sikap saling toleransi dari kedua belah pihak(tolerance).
c.       Pengorganisasian Kewartawanan
Di dalam manajemen lembaga penerbitan pers,terdapat dua sistem pengorganisasian,yaitu kemersial dan idealisme.Sistem pertamal,pengelolaan suatu manajemen perusahaan penerbitan pers baik yang bergerak di bidang industri jasa media cetak atau elektronik tersebut tidak jauh berbeda dengan perusahaan(enterprise).Mereka melakukan investasi,menawarkan produk atau jasa komersial lainnya.
Kedua,yang akan dibahas selanjutnya adalah pengelolaan  keredaksiaan serta sumber-sumber pemberitaan,informasi dan publikasi lainnya pada suatau lembaga penerbitan pers.Dalam hal ini,khususnya terdapat dimensi idealisme pers nasional,yaitu alat perjuangan untuk menegakkan pers yang bebas dan bertanggung jawab,serta berperan aktif dalam menunjang pembangunan Nasional dan mencerdaskan masyarakat.
d.   Jenjang karir kewartawanan
Jenjang karir kewartawanan tersebut secara garis besar dikaitkan erat dengan---selain lamanya lamanya yang bersangkutan dalam menekuni profesi kewartawanan---tingkat kewartawanan individu dan juga kemampuannya dalam teknik tulis-menulis berita.
Kerja sama dalam kegiatan proses publikasi dengan pihak pers tersebut biasanya diwujudkan melalui dua cara.
     a. Kontak secara formal pada efent-event(acara) tertentu yang sengaja dirancang .
     b. Kontrak informal.
1.      Kontrak resmi atau secara formal dengan pihak pers kontak secara resmi ini,direncanakan dan dilaksanakan oleh pihak Humas untuk bekerja sama dengan pihak pers/wartawan yang diundang secara resmi dalam event (acara) tertentu, dengan menetapkan tema dan tujuannya yang hendak dicapai.
a.       Konferensi Pers (Pers Conference).
Konfrensi pers adalah suatu pertemuan (kontak) khusus dengan pihak pers yang bersifat resmi atau  sengaja diselenggarakan oleh pejabat Hmas,yang bertindak sebagai narasumber dalam upaya menjelaskan suatu rencana atau permasalahan tertentu yang tengah dihadapinya.
b.   Wisata Pers(Pers Tour)
Sejumlah wartawan berasal dari berbagai media massa yang telah dikenal baik oleh Humas bersangkutan diajak wisata kunjungan kesuatu event khusus,atau peninjauan keluar kota bersama dengan pejabat instansi atau pimpinan perusahaan sebagai pengundang (tuan rumah) selama lebih satu hari, untuk meliput secara langsung mengenai kegiatan tertentu.\
c.    Resepsi Pers(Press Reception) dan Press Gathering.
Pertemuan pers semacam ini,yaitu jamuan pers/wartawan yang bersifat sosial,menghadiri acara resepsi atau seremonial tertentu baik fomal maupun informal. Ada juga melalui acara event-event olahraga bersama, kumpul bersama dalam acara ulang tahun perusahaan dan pada keagamaan seperti berbuka puasa, Tahun baru dan natal bersama antara pihak Humas dan eksekutif dengan pihak pers pada suatu acara di luar tugas fungsionalnya masing-masing.
d.      Taklimat pers (Press Briefing)
Pertemuan ini(Press briefing) , diadakan mirip dengan suatu diskusi atau berdialog,saling memberikan masukan atau informasi cukup penting bagi kedua belah pihak. Disamping itu pihak Pers/wartawan akan diberikan kesempatan untuk menggali seluas-luasnya mengenai informasi, masalah yang sedang aktual dan faktual, kemudian diharapkan wartawan mempunyai pengetahuan yang lebih baik, misalnya tentang akan diterbitkan suatu peraturan ,UU atau kebijakan baru oleh pemerintah di masa mendatang.

2.   Kontrak Pers Tidak Resmi atau Informal
      Keterangan Pers (Press Statement)
Cara temu pers terssebut banyak dilakukan oleh para politisi, budayawan, pejabat, pengamat dan intelektual untuk menjelaskan atau memberikan argumentasi tertentu kepada pers.
a.    Wawancara Pers (press Interview)
Biasanya inisiatif wawancara datang dari pihak pers/wartawan setelah melalui perjanjian atau komfirmasi dengan narasumbernya.
Hasil wawancara itu yang dimuat/disiarkan atau tidak di media bersangkutan adalah sepenuhnya ada di tangan pewawancara(redaktur).
b.   Pertemuan Press Gathering (Jamuan Pers Secara In-formal).
Yaitu pertemuan pers secara informal,khususnya hubungan(good relationship) antara pihak praktisi Human/PR dan wartawan media massa dalam suatu acara sosial keagamaan dan aktivitas olahraga.

KEDUDUKAN DAN STRATEGI PUBLIC RELATIONS

Kedudukan public relations adalah menilai sikap masyarakat atau publik agar tercipta keserasian antara masyarakat dan kebijaksanaan organisasi/instansi.
Ciri-ciri strategi komunikasi yang persuasif-strategi/teknik komunikasi yang persuasif yaitu:

  1. informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau kepentingan khalayak pada sasarannya.
  2. PR sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya membentuk sikap dan pendapat yang positif dari masyarakat melalui rangsangan atau stimulasi tertentu
  3. mendorong publik untuk berperan serta dalam aktivitas perusahaan/organisasi agar tercipta perubahan sikap dan penilaian (perubahan dari situasi negatif ke positif)
  4. perubahan sikap dan penilaian dari pihak publik dapat terjadi maka pembinaan atau pengembangan terus-menerus dilakukan agar peran serta tersebut terpelihara dengan baik.
seorang pejabat humas dituntut untuk memiliki empat kemampuan yaitu:
  1. memiliki kemampuan mengamati atau menganalisis suatu persoalan berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja, komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematik yang dihadapinya.
  2. kemampuan untuk menarik perhatian , melalui kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis, dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya.
  3. kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum
  4. kemampuan menjalin suasana saling percaya, toleransi, saling menghargai, good will.
humas berfungsi untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara pejabat Humas dan masyarakat untuk mewujudaqkn tujuan bersama, fungsi tersebut dapat diwujudakn melalui beberapa aspek-aspek pendekatan atau strategi humas yaitu:
  • strategi operasional
  • pendekatan persuasif dan edukatif
  • pendekatan tanggung jawab sosial humas
  • pendekatan kerja sama
  • pendekatan koordinatif dan integratif
adapun peranan humas di berbagai kegiatan di lapangan yaitu:
  1. menginformasikan
  2. menerangkan
  3. menyarankan
  4. membujuk 
  5. mengundang
  6. meyakinkan

Minggu, 22 November 2015

Management By Objective (MBO)

Management by obejctive, menunjang kegiatan manajemen organisasi perusahaan  yang berdasarkan pada pencapaian tujuan (objektif).

Konsep MBO:

  1. Penerapan motivasi untuk pencapaian tujuan bersama antara pimpinan dan bawahan
  2. melibatkan setiap karywan dan manajer
  3. proses dan pengecekan pelaksanaan kerja dilaksanakan secara bersama-sama
  4. proses MBO dalam manajemen PR  melalui teknik-teknik pengorganisasian.
MBO adalah proses kerja kolektif antara bawahan dan pimpinan mengidentifikasi tujuan organisasi. secara khusus model MBO dimulai dari komitmen yang disertai konsisten top pimpinan organisasi. untuk mengembangkan motivasi komitmen, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan oleh pimpinan atau perusahaan yaitu:
  • apa yang menjadi harapan karyawan/karyawati dan peluangnya untuk menjadi lebih baik serta untuk bagaimana meningkatkan karirnya diperusahaan
  • sumber perlengakapan dan fasilitas kerja yang memadai, yang tentunya dapat membuat karyawan merasa nyaman dalam bekerja karena pekerjaannya dapar berjalan lancar tanpa kendala.
  • tolak ukur pekerjaan yang telah dicapai sesuai dengan hasil dan sasaran hasil pekerjaan karyawan.
  • dasar penilaian kerja atau prestasi kerja dan bentuk penghargaan atau reward jika karyawan berhasil

Sabtu, 31 Oktober 2015

Public Relations

Komunikasi

A. Arti Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu penyampaian informasi dari komunikator ke komunikan, baik melalui media ataupun tidak, untuk mencapai saling pengertian. Komunikasi itu sendiri dapat berlangsung satu arah seperti iklan, khutbah, berita di media cetak dan sebagainya dan pula dapat berlangsung secara dua arah seperti  dua orang yang sedang berbicara, orang yang sedang berdiskusi, yang dalam intinya komunikasi dua arah itu adanya tanggapan balik dari komunikan (penerima pesan).
Peran 
B. Peran Komunikasi
Peran komunikasi disini dapat dipahami sebagai komunikasi yang bersifat:

  • Persuasif: komunikasi disini dapat diartikan bersifat membujuk, komunikator membujuk agar komunikan melakukan apa yang diinginkan oleh komunikator, misalnya saja seorang dosen yang menyerukan mahasiswanya untuk diskusi.
  • Edukatif: komunikasi juga bersifat mendidik. contohnya saja di sekolah, guru mengajar siswa-siswi, baik itu komunikasi secara satu arah maupun dua arah
  • Informatif: Ini merupakan sifat komunikasi yang paling mencerminkan komunikasi itu sendiri, karena komunikasi bertujuan memberikan informasi, dan keterangan-keterangan lainnya.
C. Unsur-unsur pokok berkomunikasi:
  • Source: individu yang berperan sebagai pemberi atau penerima informasi
  • Message: isi pesan, gagasan, informasi yang akan disampaikan
  • Channel: Media, sarana, atau saluran yang digunakan
  • Effect: dampak yang terjadi setelah proses penyampaian pesan.
D. Bentuk komunikasi
  • Komunikasi Vertikal: Komunikasi ini dari atas ke bwah atau dari bawah ke atas.  dari atas ke bawah contohnya pemimpin memberikan tugas atau intruksi lainnya ke bawahannya, maksudnya disini pemimpin bertindak sebagai komunikator dan bawahan sebagai komunikan, sedangkan jika dari ke bawah ke atas, contohnya jika
    bawahan memberikan laporan, atau komplain atau meminta saran dari pimpinan, disini bawahan bertindak sebagai komunikator dan pimpinan berperan sebagai komunikan.
  • Komunikasi Horizontal: komunikasi yang terjadi dalam satu level. misalnya komunikasi antar teman kerja,
  • komunikasi Eksternal: Komunikasi dengan pihak luar





Minggu, 25 Oktober 2015

Public Relations


OPINI PUBLIK
Ciri-ciri opini publik yaitu:

  • Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataannya 
  • Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat
  • Mempunyai pendukung dalam jumlah besar
Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun pasif, verbal (lisan) dan baik secara terbuka dengan melalui ungkapan kata-kata yang dapat ditafsirkan denga jelas, maupun melalui pilihan kata yang halus atau diungkapkan secara tidak langsung, dan dapat diartikan secara konotatif atau persepsi (personal). opini juga dapat dinyatakan melalui perilaku, sikap tindak, mimik muka, atau bahasa tubuh (bodylanguage) atau berbentuk simbol-simbol tertulis, berupa pakaian yang dikenakan, makna sebuah warna, dan lain-lain.
Opini seseorang dengan publik berkaitan erat dengan:
  1. Kepercayaan mengenai sesuatu (belief)
  2. Apa yang dirasakan atau menjadi sikapnya (attitude)
  3. Persepsi (perception), yaitu suatu proses memberikan makna, yang berakar dari berbagai faktor, diantaranya:
    • Latar belakang budaya, kebiasaan dan adat-istiadat yang dianut seseorang atau masyarakat
    • Pengalaman masa lalu seseorang atau kelompok tertentu menjadi landasan atas pendapat atau pendangannya
    • Nilai-nilai yang dianut (moral, etika, keagamaan yang dianut atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat).
    • Berita-berita, dan pendapat-pendapat yang berkembang yang kemudian mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang. Bisa diartikan berita-berita yang dipublikasikan itu dapat sebagai pembentuk opini masyarakat.
Faktor yang dapat membentuk opini:
  1. perasaan atau emosi
  2. tingkah laku
  3. pengertian atau nalar.
Beberapa macam pengertian tentang opini publik, diantaranya:
  1. Opini Personal (personal opinion): opini berdasarkan penafsiran individu atau setiap orang akan berbeda pandangannya terhadap suatu masalah.
  2. Opini Pribadi (private opinion) opini ini merupakan landasan bagi opini personal, karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari opini pribadi
  3. Opini Kelompok (group opinion) opini ini terbagi menjadi opini mayoritas dan minoritas, opini ini juga sangat dekat dengan opini publik
  4. Opini Koalisi (coalition opinion) Opini adalah penggabungan dari beberapa kelompok minoritas, dan menjadi opini mayoritas, makanya disebut opini koalisi
  5. Opini Konsensus (Consensus Opinion) Opini ini melalui suatu proses perundingan untuk mencapai kesepakatan bersama (Konsesnsus) dan merupakan opini berbentuk opini mayoritas berdasarkan kesepakatan bersama (dealing)
  6. Opini Umum (General Opinion) bentuk opini ini bersifat umum, yang  berakar dari nilai-nilai yang berkembang dan berlaku di masyarakat atau kelompok tertentu berdasarkan adat istiadat, kebiasaan, kebudayaan, dan norma-norma yang dianut oleh masyarakat bersangkutan.

Minggu, 11 Oktober 2015

Public Relations

Good Corporate Governance (GCG)  pada dasarnya merupakan suatu input sistem (input, proses, output)dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) demi tercapainya tujuan. GCG Ini dimaksudkan untuk mengatur hubungan-hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan  dan untuk memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera

Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance:

  • Accountability (akuntabilitas), meningkatkan akuntabilitas atau tanggung jawab para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat, disini dimaksudkan apa dipertanggunggjawabkan siapa atau siapa mempertanggungjawabkan apa, sehingga jelas pertanggungjawabannya dan tidak abal-abal.
  • Predictable (Prospek mendatang secara tepat dan rasional)
  • Transparency (Transparansi) menciptakan kepercayaan timbal-balik melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan memperoleh informasi
  • Participation (Partisipasi) mendorong setiap stakeholders untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan stakeholders, baik langsung maupun tidak langsung.
    1. Stempel (sekolah/perusahaan lebih berkuasa, banyak berpartisipasi)
    2. Kemitraan (netral/seimbang, disini seimbang antar stempel dan sosial power)
    3. Sosial Power (masyarakat berkuasa, banyak berpartisipasi).
Kedudukan HUMAS dalam organisasi
  • Kedudukan PRO menilai sikap masyarakat (Publik) agar tercipta keserasian antara publik kebijakan organisasi
  • Aktivitas PRO, Program PRO, tujuan dan target yang hendak dicapai organisasi tidak lepas dari dukungan, kepercayaan, dan citra positif dari publiknya.
  • Secara struktural, fungsi PRO dalam organisasi merupakan bagian integral yang tak dapat dipisahkan dari suatu kelembagaan organisasi.
  • PR membantu memelihara aturan bermain bersama melalui saluran komunikasi ke dalam dan ke luar , agar tercapai saling pengertian atau kerjasama antara organisasi dan publiknya.
  • Mengidentifikasi dan menggapai opini publik yang sesuai tidak dengan kebijakan dilaksanakan oleh lembaga
  • Membantu fungsi manajemen dalam mengantisipasi, memonitor, dan memanfaatkan berbagai kesempatan serta tantangan atau perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Strategi komunikasi yang persuasif oleh PR
  • Informasi harus berdasarkan kebutuhan atau kepentingan khalayak sebagai sasarannya.
  • PR sebagai komunikator dan sekaligus sebagai mediator berupaya membentuk sikap, dan pendapat yang positif dari masyarakat melalui rangsangan atau stimulasi tertentu.
  • Mendorong publik untuk berperan serta dalam aktivitas organisasi.
  • perubahan sikap dan penilaian pihak publik
Esensi PR
  1. PR merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh goodwill kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik/masyarakat.
  2. Sasaran menciptakan opini publik yang favourable menguntungkan semua pihak
  3. PR adalah usaha kontinyu untuk mencipakan hubungan yang harmonis antara suatu badan dengan masyarakat dengan melalui suatu proses komunikasi timbal balik. Hubungan yang harmonis ini timbul dari adanya mutual confidence dan image yang baik
  4. PR untuk mencapai hubungan yang harmonis.
Karakter PR/Humas
  1. Upaya komunikasi yang bersifat dua arah. Komunikasi ini biasanya menggunakan kombinasi cara berkomunikasi (lisan, tertulis dan tayangan) yang memungkinkan terjadinya peyerapan informasi dengan lebih mudah dan jelas. Secara empiris, pemahaman orang perihal sesuatu hal akan lebih mudah diserap dan dipahami jika sesuatu tersebut diperlihatkan dibanding hanya diperdengarkan atau dibacakan. 
  2. Sifatnya yang terencana. maksudnya yaitu kerja atau aktivitas Humas merupakan kerja atau aktivitas yang berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi dengan bagian lain dan hasilnya nyata.
  3. Orientasi pada organisasi/lembaga. Dengan mencermati orientasi tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah pemahaman yang tinggi terhadap visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga. Visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga inilah yang menjadi materi utama humas, sehingga dapat mencapai tujuan humas itu sendiri.
  4. Sasarannya publik. Yaitu suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi sasaran humas bukanlah perorangan tetapi masyarakat.

Minggu, 04 Oktober 2015

Public Relations



  • Konsep kemampuan PR
    1. Manajerial Skill; kemampuan konseptual paling dominan; berperan sebagai expert presciber.
    2. Human Relation Skill; kemampuan konseptual dan teknis hampir seimbang; berperan sebagai problem solves.
    3. Tehnical Skill; kemampuan teknis dominan; berperan sebagai communication tehnician.
  • Jenis-jenis pelayanan dasar menurut Charles:
    1. Nasehat (advice and counsel)
    2. Pelayanan Komunikasi (communications service)
    3. Pengkajian PR (public telations reserach)
    4. Promosi PR (public relations promotion)
  • Bidang PR diwujudkan bentuk publikasi melalui (SK BAPEPAM NO.63 TAHUN 1996):
    1. Penyebaran profil
    2. Annual report
    3. Job presentation
    4. Laporan tertulis 
    5. Siaran Pers. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebagai PR yaitu
      • mempersiapkan data-data secara tertulis yang akurat.
      • memperhatikan gaya bicara
      • memberikan sikap/tidak memihak
      • menggunakan bahasa yang mudah dipahami
      • menyampaikan secara baik
      • memecahkan persoalan
      • harapan-harapan kedepan
      • mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut.